Monthly Archives: August 2021

Memperpanjang SIM di Satpas Solo (Agustus 2021)

Tak terasa, SIM saya akan habis masa berlakunya. Pengalaman 5 tahun yang lalu saat memperpanjang SIM di Sukoharjo butuh waktu cukup lama. Dari pukul 8 sampai pukul 12 lebih baru dipanggil foto. Kali ini rasanya perlu strategi yang lebih jitu agar tidak terlalu membuang-buang waktu. Ada beberapa opsi yang muncul.

Opsi pertama, lewat aplikasi Digital Korlantas. Semua serba daring. Mulai KIR alias tes kesehatan fisik, psikotes, foto, tandatangan, hingga fisik SIM dikirim ke penerima. Karena belum pernah, saya berpikir cara ini agak ribet, apalagi ada masa tunggu kartu SIM sampai ke rumah. Tentunya agak deg-deg ser… Opsi satu coret.

Opsi kedua, memperpanjang lagi di Sukoharjo. Alasan yang bikin enggan selain waktu pengurusan yang lama (berdasarkan pengalaman yang dulu), jarak juga cukup jauh dari rumah. Opsi dua coret.

Opsi ketiga, memperpanjang di Solo saja. Untuk itu juga ada tiga pilihan: datang ke mobil SIM keliling, ke Mal Pelayanan Publik di Gladak, atau langsung ke Satpas Solo.

Saya baca-baca, katanya, di SIM keliling kuotanya dibatasi. Ambil nomor pun harus dilakukan seawal mungkin sebelum pelayanan dibuka. Kalau MPP Gladak juga sama. Katanya, harus ambil nomor pagi² sehari sebelumnya. Dipikir² kok repot juga buat saya. Coret.

Akhirnya, saya pilih mengurus langsung ke Satpas Solo. Sebelumnya, harus mengunduh dulu aplikasi Simpel Pol untuk mempercepat pelayanan. Pagi hari sebelum berangkat ke lokasi KIR, saya jalankan aplikasinya. Isi data, foto cekrek, lanjut tes kesehatan.

Tes pertama adalah tes buta warna. Tes kedua adalah tes pendengaran. Ada tes mendengarkan suara mesin kendaraan. Lanjut, ada pilihan lokasi tes dan tanggal. Hasil tes berlaku sampai 14 hari. Karena mau langsung diurus, saya pilih tanggal 4, hari itu juga. Terakhir, ada pilihan pembayaran, di lokasi atau lewat LinkAja. Saya pilih bayar di lokasi.

Pukul 7 kurang saya sudah berangkat menuju lokasi, yaitu di sebelah barat Masjid Kota Barat. Ternyata masih sepi.  Baru ada 2-3 orang yang menunggu. Di sini saya harus menumpuk 1 lembar fotokopi eKTP. Tempat menumpuknya ada dua. Sebelah kiri untuk pengguna aplikasi Simpel Pol. Sebelah kanan untuk nonaplikasi, atau manula usia 50 tahun ke atas.

Pukul 8.12 ruangan dibuka. Sekitar pukul 8.18 saya dipanggil masuk. Di dalam tiga meja penguji dan satu meja pembayaran. Di meja penguji, saya dites buta warna lagi dan dites ketajaman mata membaca huruf besar kecil dari jauh, seperti di optik. Setelah itu, saya membayar 75 ribu untuk dua SIM.

Lanjut meluncur ke sebelah timur Warung Spesial Sambal. Di situ saya menyerahkan  fotokopi SIM lama masing² 1 lembar. Setelah membayar 75 ribu, saya diberi berkas dan lembar jawab. Lanjut masuk ke ruangan di sebelahnya. Ada beberapa kursi serta buku soal di atasnya.

Soal psikotes ada 30 butir. Pilihan jawaban hanya YA atau TIDAK. Jawab saja sesuai pilihan hati. Setelah selesai, saya tumpuk berkasnya, lalu menunggu di luar sampai dipanggil. Hasilnya saya mendapat selembar kertas bukti tes kesehatan rohani. Waktu menunjukkan pukul 8.31.

Terakhir menuju lokasi Satpas SIM. Kantornya agak berjarak dari tempat parkir motor. Begitu masuk, ada loket pengambilan formulir. Tanpa basa-basi saya diberi selembar blangko untuk diisi. Saya pun mengisi blangko di dalam gedung. Suasana cukup sepi. Tidak ada banyak orang berkerumun.

Setelah diisi, blangko saya kumpulkan bersama surat kesehatan fisik, surat kesehatan rohani, fotokopi SIM lama masing² 1 lembar, dan 1 lembar fotokopi eKTP di Loket BRI. Setelah menunggu sejenak, saya dipanggil. Saya harus membayar biaya perpanjangan 155 ribu (SIM A 80 ribu + SIM C 75 ribu). Setelah itu saya menerima setumpuk berkas tadi ditambah bukti pembayaran.

Berkas saya bawa ke loket di sisi lain ruangan itu. Berkas saya berikan ke petugas. Tak lama, berkas dikembalikan beserta nomor antrean. Saya diminta masuk ke ruangan yang lebih dalam.

Setelah masuk melewati pintu keamanan, di sebelah kanan ada loket pengisian data. Di situ saya menghadap layar monitor untuk mencocokkan data. Setelah selesai, berkas dikembalikan.

Selanjutnya menuju bilik tempat foto. Sudah ada deretan kursi tempat mengantre. Oh ya, sekedar info, warna latar fotonya biru, jadi lebih baik mengenakan pakaian warna selain biru.

Langkah terakhir menuju ke tempat cetak SIM. Untuk menuju ke situ, saya harus keluar lewat pintu belakang, lalu menuju ke bangunan lain di samping gedung utama.

Setelah menumpuk berkas, tak perlu menunggu lama, nama saya dipanggil. Setelah SIM baru diserahkan, SIM lama saya tumpuk di tempat yang sudah disediakan. Akhirnya, urusan ini selesai juga.

Oh ya, di tempat parkir Satpas Solo ternyata juga ada SIM drivethru. Kurang enaknya di situ, kuota dibatasi dan tidak ada tempat menunggu yang nyaman. Jadi, harus berpanas-panas menunggu panggilan.

Rekap, total biaya yang keluar adalah: KIR 75rb, psikotes 75rb, SIM A dan C 80 rb + 75rb, parkir tiga tempat 6rb = 305rb. Plus fotokopi sekitar 2rb.

Info, sekarang masa berlaku SIM dihitung sejak tanggal memperpanjang SIM. Jadi tidak lagi mengikuti tanggal lahir. Jadi, sebisa mungkin, memperpanjangnya mepet saja dengan tanggal habis berlakunya, supaya gak rugi-rugi amat 😄

Begitulah, cerita pengalaman saya mengurus perpanjangan SIM di Satpas Solo. Sekedar dokumentasi pribadi dan mungkin bermanfaat untuk pembaca yang kebetulan mampir ke blog yang tidak terurus ini. 😁